OBSERVASI
STUDI KASUS (ANAK
MANJA)
BIMBINGAN DAN
KONSELING DI PAUD
Disusun Oleh:
Fatimah Nur Aini
1205125027
B Regular
Universitas Mulawarman
Pendidikan Anak Usia
Dini
2012/2013
KATA PENGANTAR 
Puji dan
Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas studi kasus anak
manja.
Makalah ini dibuat dengan berbagai
observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. 
Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penlis mengundang
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. 
Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian. 
Samarinda,15Desember  2013   
    Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
 ii
Daftar Isi
 iii
BAB I PENDAHULUAN
 1
A.      Latar Belakang
 1
B.      Rumusan Masalah
 3
BAB II Dasar Teori
 4
BAB III Pembahasan
 7
A.      Analisis
 7
B.      Sintesis
 8
C.      Diagnosis
 8
D.      Progmosis
 9
E.       Treatment
 9
BAB IV PENUTUP
 11
A.      Kesimpulan
 11
B.      Saran
 11
Daftar Pustaka
 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.    Latar
Belakang 
Usia prasekolah merupakan waktu yang tepat untuk
melatih kemandirian anak, memasuki masa ini anak sudah bisa menangkap keinginan
orang tua dan kemandirian anak lama kelamaan akan semakin terbentuk setelah ia
bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah (Puspaswara, 2001). Tingkat
kemandirian anak biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sikap
orang tua, lingkungan sekitar, tuntutan orang tua, kebiasaan di rumah,
aktifitas di luar dan dalam rumah, serta peran anggota keluarga (Puspaswara,
2001). Subrata (1997) menambahkan bahwa faktor-faktor di atas berpengaruh dalam
hal pembentukan kepribadian dan emosi anak. Salah satu wujud sikap orang
tua  sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kemandirian anak yang sering kita lihat pada era sekarang
adalah banyaknya ibu-ibu yang bekerja demi memenuhi kebutuhan sosial ekonomi
keluarga atau sekedar memenuhi tuntutan karier
 Permasalahan yang
sering timbul akibat ibu bekerja adalah keinginan anak selalu dituruti, anak
lebih bebas dalam melakukan aktifitas, anak dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri dan cenderung punya cita-cita yang lebih tinggi (Hartono, 1997).
Sedangkan anak dengan ibu yang tidak bekerja lebih cenderung kegiatan di rumah
serba dibantu, sikap orang tua selalu melindungi, terlalu khawatir, anak lebih
terikat dalam segala hal, kegiatan anak di luar rumah kurang sehingga anak
kurang mampu memecahkan masalah yang timbul (Hartono, 1997). Kondisi tersebut
dapat memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap
kemandirian anak, seperti aktifitas anak terbatas, anak sering takut dalam
menentukan pilihan (Hartono, 1997).
            Upaya
yang dapat digunakan dalam pengembangan kemandirian anak yaitu  peran aktif orang tua dalam menciptakan
lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial yang pertama yang dialami oleh anak,
dimana anak secara bertahap mampu melepaskan diri dari ketergantungan serta
perlindungan yang mutlak dari orang tuanya (Gunarsa, 1995). Kedua orang tua
dapat mengembangkan rasa kasih sayang yang berimbang dengan memberi kesempatan
anak menunjukkan kasih sayang (Hartono, 1997).
            Masa
prasekolah menurut Munandar (1992) merupakan masa-masa untuk bermain dan mulai
memasuki taman kanak-kanak. Waktu bermain merupakan sarana untuk tumbuh dalam
lingkungan dan kesiapannya dalam belajar formal dengan batasan anak usia
prasekolah yaitu antara usia 1 sampai 6 tahun (Gunarsa, 2004). Pada tahap
perkembangan anak usia prasekolah ini, anak mulai menguasai berbagai
ketrampilan fisik, bahasa, dan anak pun mulai memiliki rasa percaya diri untuk
mengeksplorasi kemandiriannya (Hurlock, 1997). Tim pengembangan Mata Kuliah
Dasar Kependidikan (MKDK)  (1989) ,
berpendapat bahwa pada masa prasekolah akan timbul dorongan yang sangat kuat
untuk menuntut pengakuan dirinya. Kemauannya harus selalu dituruti dan emosinya
sering meluap-luap disertai dengan perilaku agresif yang sangat kuat, terutama
kalau keinginannya tidak dituruti, biasanya anak akan sadar ingin melepaskan
diri dari pengaruh ibunya dan mau berdiri sendiri, sebab didorong oleh gairah
hidup yang positif dan kuat (Hartono, 1994). Perkembangan anak prasekolah
berhubungan dengan tingkat kemandirian andiri merupakan ciri utama anak usia
prasekolah, penguasaan ketrampilan motorik, kognitif dan bahasa membuatnya
percaya diri dalam mengalami proses tumbuh kembangnya sehingga anak menjadi
mandiri (Hurlock, 1997).
B.    
Perumusan Masalah
         Reaksi dari lingkungan atau kondisi di dalam atau di luar
rumah terhadap tingkat kemandirian anak sangat berbeda antara anak dengan ibu
yang bekerja dan dengan ibu yang tidak bekerja. Pada ibu yang bekerja anak
cenderung timbul masalah yaitu keinginan anak selalu dipenuhi dan aktifitas
anak cenderung lebih bebas. Sedangkan ibu yang tidak bekerja anak cenderung
mengalami ketergantungan, sikap orang tua selalu melindungi,  terlalu khawatir, aktifitas sangat terbatas
dan kurang mampu dalam menyelesaikan 
masalah (Hartono, 1997).
         Dengan adanya perbedaan pada perkembangan anak pada dua
kondisi di atas, maka masalah penelitian yang dapat dirumuskan adalah
bagaimanakah perbedaan tingkat kemandirian anak usia pra sekolah di TK Tunas
Rimba 2 pada ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja.
BAB
II
Dasar
Teori
A.   
Definisi
Anak Manja
Seto
Mulyadi, “anak manja adalah anak yang selalu mengharapkan perhatian berlebihan
dari lingkungan sekelilingnya, dan juga diikuti dengan keinginan untuk segera
dituruti segala kemauannya.” Kenyataannya tidak sedikit orang tua yang telah
melakukan hal ini tanpa disadarinya, misalnya ibu atau ayah yang selalu sibuk
bekerja, kadang-kadang melakukan kompensasi dengan memanjakan anak. Semua
keinginanan anaknya dituruti, ini boleh itupun boleh. J. Ronald Walters
menyatakan bahwa memanjakan anak berarti meningkatkan kepercayaannya bahwa dia
selalu bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, baik dengan cara meluapkan
kemarahan atau barangkali dengan bujukan atau sanjungan, atau bahkan mungkin
dengan cara mengadu domba antara satu orang dewasa dan yang lain.
Ciri-CiriAnakManja
1.Menangis dan berteriak bila menginginkan sesuatu;
2.Sering marah dan bahkan memukul ketika orangtua/guru menghukumnya;
3.Bersikap kasar pada orang dewasa dan anak-anak lainnya;
4.Menolak berbagi sesuatu atau perlakuan tertentu dengan anak lainnya;
5.Suka pamer, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian diantara kelompoknya;
6.Selalu menginginkan yang dimiliki orang lain, bila telah berhasil memilikinya,
7.mereka selalu menginginkan sesuatu yang baru;
8. Menuntut orang lain membantunya melakukan sesuatu padahal sebenarnya ia bisa melakukannya sendiri;
1.Menangis dan berteriak bila menginginkan sesuatu;
2.Sering marah dan bahkan memukul ketika orangtua/guru menghukumnya;
3.Bersikap kasar pada orang dewasa dan anak-anak lainnya;
4.Menolak berbagi sesuatu atau perlakuan tertentu dengan anak lainnya;
5.Suka pamer, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian diantara kelompoknya;
6.Selalu menginginkan yang dimiliki orang lain, bila telah berhasil memilikinya,
7.mereka selalu menginginkan sesuatu yang baru;
8. Menuntut orang lain membantunya melakukan sesuatu padahal sebenarnya ia bisa melakukannya sendiri;
B.    
 Faktor-Faktor Penyebab Kemanjaan Anak
Pada umumnya faktor utama
yang menimbulkan/menyebabkan kemanjaan pada diri seseorang ialah faktor
lingkungan keluarga, yaitu berupa kesalahan pola asuh orang tua terhadap
anaknya. Menurut Rusda Koto Sutadi, “Anak tunggal, sulung, bungsu, anak sering
ditinggal orang tua, persaingan di antara anak merupakan penyebab kemanjaan
yang diperoleh dalam lingkungan keluarga.” Berikut saya uraikan satu-persatu:
1. Anak tunggal sering diperhatikan secara berlebihan. Sikap ini biasanya terjadi karena orang tua takut anaknya cidera atau hilang. Akibatnya anak akan merasa tidak bebas. Perasaan tidak bebas itu akan diwujudkan dengan banyak menuntut orang tuanya untuk menuruti kehendaknya.
2.Anak sulung pada awalnya biasanya diperlakukan sama
seperti anak tunggal, sebab ia hidup dalam keluarga yang hanya terdiri dari
kedua orang tuanya. Dalam hal ini, orang tua biasanya berusaha semaksimal
mungkin memenuhi semua keinginan dan melimpahkan semua perhatian serta kasih
sayang kepadanya. Namun setelah adiknya lahir, perhatian orang tua tentu saja
beralih dan terbagi. Pada saat inilah anak pertama merasa cemburu dan berusaha
merebut kasih sayang orang tuanya yang mulai berkurang. Biasanya anak memberi
reaksi dengan cara yang aneh-aneh, seperti menangis, menjerit dan pura-pura
sakit. Karena orang tuanya merasa bersalah, maka akhirnya anak sulung akan
dimanjakan oleh kedua orang tuanya.
3. Anak bungsu bisa menjadi anak manja. Hal ini
disebabkan karena anak bungsu masih dianggap sebagai anak kecil oleh
saudara-saudaranya. Kemanjaan anak bungsu bukan saja bersumber dari orang
tuanya, tapi juga dari saudara-saudaranya.
4. Anak yang selalu menderita penyakit
juga bisa menjadi anak manja. Anak yang selalu dijangkiti penyakit biasanya
mendapatkan perhatian khusus dari orang tua dan saudara-saudaranya. Dengan
adanya perhatian yang berlebih ini bisa membuat anak menjadi manja.
5.Anak laki-laki yang hidup di tengah saudara-saudara
perempuan juga biasanya mendapat perhatian yang istimewa dari orang tuanya. Dan
hal ini dapat menyebabkan kemanjaan anak.
6.Anak yang sering ditinggal orang tua yang
terlalu sibuk juga berpotensi menjadi anak yang manja. Biasanya orang tua yang
demikian akan mengganti perhatiannya yang kurang dengan memanjakan anaknya dan
memperbolehkan apapun yang dilakukan anak dan anak akan melakukan segala sesuatu
sesuai dengan keinginan
BAB
III
Pembahasan
A.   
ANALISIS
NAMA
LENGKAP : SUCI RAMADHANI
NAMA
PANGGILAN :SUCI
TEMPAT TANGGAL LAHIR :
SAMARINDA 21 MARET 2007
JENIS
KELAMIN : PEREMPUAN
AGAMA
: ISLAM
ALAMAT
: JALAN RAMANIA DALAM
SEKOLAH :TK TUNAS RIMBA
2
NAMA
AYAH : ANDI RASYID
NAMA
IBU : RAMLA WULANDARI
Faktor
sosial Dan personal
-         
Hubungan dengan teman: cukup
-         
Aktivitas rekreasi bermain: baik
-         
Sikap orang tua terhadap anak: baik
-         
Penerimaan dan tanggung jawab: kurang
-         
Sikap terhadap masalah belajar: cukup
B. SINTESIS
Di lihat dari keadaan lingkungan keluarga dan di
lihat dari dalam lingkungan sosial sikap dan perhatian orang tua yang sangat
berlebihan terhadap anak akan membuat anak tidak dapat mandiri atau anak akan
semakin manja sehingga anak selalu bergantung dengan orang tua atau dengan
orang di sekelilingnya karena anak tidak dapat melakukan pekerjaannya sendiri.
C.DIAGNOSIS
Menurut hasil wawancara dan pendekatan langsung kepada
anak (Suci), Suci memang termasuk orang yang ingin tahunya sangat besar,
menurut saya dia bukan tergolong anak yang manja dan terlalu tergantung pada
orang lain, dia masih bisa mengerjakan segala sesuatunya sendiri akan tetapi
seringnya interaksi dengan ayah dan si ayah juga sering menghabiskan waktunya
dengan sianak menyebabkan anak tersebut sedikit manja.
Menurut Suci dan pengasuhnya merupakan tempat yang
nyaman bagi Suci untuk menceritakan segala sesuatu yang terjadi dengan dirinya
karena menurut Suci yang banyak menghabiskan waktunya dengan Suci adalah
pengasuh dan juga ayahnya, dalam hal ini Suci tergolong anak yang terlalu
manja. Suci hanya bersikap manja ketika ketika ada pengasuh dan ayahnya saja.
Jadi menurut pengamatan saya Suci hanya kurang mendapatkan perhatian pada
ibunya sajakarena ibunya kurang menghabiskan waktunya untuk bermain dengan Suci.
Penyebab
Sikap Suci yang manja dengan ayahnya dirasakan oleh
ibu Ramlah, akibat kesalahan dari ibu Ramlah sendiri, karena kurang bisa
mencurahkan waktunya dengan Suci sedangkan ayahnya selalu ada waktu untuk
menemani Suci, disamping itu ibunya lebih sering memarahi anak dibandingkan
Ayahnya jadi anak merasa nyaman jika bermanja-manja dengan ayahnya dari pada
ibunya dan Suci juga suka mencontoh ibunya apabila sedang memarahinya, jadi
kemungkinan besar anak memberontak dan seringnya marah karena kurangnya
perhatian dari ibunya.  
D. PROGMOSIS
-     Melakukan pendekatan untuk melakukan
komunikasi yang baik
      Terhadap anak
-     Melakukan pengamatan terhadap anak
-     Mencari akar permasalahan berdasarkan
informasi yang di dapat
E. TREATMENT
-Mendorong
orang tua untuk bersikap konsisten untuk tidak   memanjakkan anak
-Mengajarkan
hidup mandiri kepada anak dari hal-hal kecil, misalnnya membiasakan anak  untuk membereskan atau merapikan mainannya
apabila anak sudah selesai bermain
-Mengajarkan
anak untuk mengambil bajunnya sendiri dan memakainnya sendiri
-Mengajarkan
kepada anak makan dan minum sendiri
-Dalam
berkomunikasi dengan anak orang tua harus berperan aktif
-Memberikan
pengartian kepada anak, apabila anak merajuk dengan cara merenggek atau    menangis
-Memberikan
pujian jika anak tidak lagi merenggek, apabila anak meminta sesuatu
BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Manja tidak termasuk dalam patologi
(penyakit maupun penyimpangan psikologi menjadi tidak baik bila kemanjaannnya
berlebihan dan di dukung oleh keluarga atau orang terdekat karena hal tersebut
akan menyababkan anak menjadi dependet atau anak akan tergantung pada orang
lain, bahkan bisa menyebabkan anak mempergunakan kemanjaannya itu untuk
mendapatkan apa yang anak inginkan. Jika seorang anak di biarkan oleh
orangtuannya anak akan menjadi manja terus-terusan secara tidak langsung maka
akan terbentuknnya sikap egois, dan kurang peka terhadap lingkungan. Pada
pergaulan di luar dampaknnya akan sangat terasa, semua orang harus menuruti
keinginan anak atau anak akan ngambek untuk mendapatkan apa yang anak inginkan.
Konsep dari pada anak juga menjadi tidak baik karena anak menjadi seorang pribadi
yang kurang berusaha, kurang motivasi hal tersebut bisa terjadi apabila anak
merasa mudah mendapatkan sesuatu atau apa yang anak inginkan.
B.Saran
Dalam mengatasi kemanjaan anak
sebaiknnya orang tua mengetahui faktor penyebab kemanjaan anak tersebut. Ada
beberapa faktor penyebab anak menjadi manja bisa berasal dari lingkungan
keluarga, masyarakat, dan sekolah strategi yang dapat di lakukan oleh seorang
guru dan orangtua.
-         
Melakukan berbagi kegiatan supaya anak
terangsang untuk melakukan kegiatan sendiri
-         
Memberikan contoh kepada anak yang
mengarahkan kepada perkembangan sifat-sifat positif anak, memberikan hadiah
bagi anak yang berprilaku baik dan memberikan hukuman bagi anak yang berprilaku
buruk atau kurang baik
-         
Mengadakan pendekatan secara langsung
dan kerjasama dengan orangtua anak tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar