LAPORAN
OBSERVASI
BIMBINGAN DAN
KONSELING DI PAUD
(ANAK PEMALU DAN
CEMAS)
DI SUSUN OLEH:
NOOR JANNAH
1205125047
DOSEN PEMBINA: RAHMAN,
S.Pd, M.Pd
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Layanan bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan
profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan
secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang
kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan
bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat
semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan
manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa layanan
(klien).
Agar aktivitas dalam layanan
bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan yang
dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para penerima jasa layanan (klien)
maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling
khususnya oleh para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan
menjadi mutlak adanya.
Berbagai kesalah kaprahan dan kasus
malpraktek yang terjadi dalam layanan bimbingan dan konseling selama ini, seperti
adanya anggapan bimbingan dan konseling sebagai “polisi sekolah”, atau berbagai
persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan konseling, sangat
mungkin memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan
konselor tentang landasan bimbingan dan konseling. Dengan kata lain,
penyelenggaraan bimbingan dan konseling dilakukan secara asal-asalan, tidak
dibangun di atas landasan yang seharusnya.
Permasalahan yang dihadapi anak
dapat dilihat melalui tingkah laku anak pada saat mengikuti proses pembelajaran
di kelas atau pada saat anak bermain. Berbagai faktor yang menyebabkan
permasalahan perkembangan anak tidak hanya menghambat perkembangan emosi dan
sosialnya, akan tetapi juga menghambat perkembangan fisik, intelektual,
kognitif dan bahasa (Rita Eka Izzaty:2005). Oleh karena itu dalam menangani
permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikan satu aspek saja. Akan tetapi
setiap permasalahan anak harus di analisis latar belakang atau penyebabnya dan
ditangani secara menyeluruh yang mempertimbangkan aspek biologis, sosio emosional
serta aspek kognitifnya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan dari
latar belakang diatas maka dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah adalah “Frekuensi
perilaku menyimpang yang tampak, maksudnya seberapa banyak tingkah laku yang
menimbulkan masalah muncul, misalnya anak ngambek setiap hari , malah beberapa
kali dalam sehari maka hal itu pertanda anak bermasalah. Ukuran norma budaya,
maksudnya, anak dikatakan bermasalah sangat bergantung pada ukuran budaya
setempat”.
C.
Tujuan
Untuk
mengetahui permasalahan-permasalahan anak usia dini dan memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi anak
usia dini.
BAB II
DASR TEORI
A. Pengertian Permasalahan Anak
Permasalahan anak-anak adalah sesuatu yang mengganggu kehidupan anak, yang
timbul karena ketidak selarasan pada perkembangannya (Anonim, 2006:9). Pada
anak-anak prasekolah perilaku yang dapat dipandang sebagai normal untuk usia
tertentu juga sulit dibedakan dari perilaku yang bermasalah. Perilaku
bermasalah mungkin digunakan untuk mengidentifikasikan membesarnya frekuensi
atau intensitas perilaku tertentu sampai pada tingkatan yang mengkhawatirkan
(Campbell, dalam Rita Eka Izzaty:2005). Ada tiga kriteria yang bisa dijadikan
acuan untuk melihat apakah perilaku itu normatif atau bermasalah, yaitu kriteria
statistik rata-rata, kriteria sosial dan kriteria penyesuaian diri.
B. Jenis-Jenis Permasalahan Anak Taman Kanak-Kanak
Dari beberapa jenis permasalahan psikis anak usia dini/ taman kanak-kanak
pada kesempatan kali ini penulis mengungkapkan 4 psiko-sosial antara lain
permasalahan sosio-emosional, masalah agresivitas, masalah kecemasan dan
masalah keberbakatan, sementara permasalahan anak usia dini/ taman kanak- kanak
secara umum sebagian persoalan fisik dan psiko-sosial dan lain-lain.
1.
Permasalahan
Fisik Anak Usia taman Kanak-Kanak
a. Masalah
Pendengaran Pengamatan
Melalui pendengaran merupakan keterampilan untuk mampu mendengar perbedaan
dan persamaan suara. Pengamatan ini biasanya sudah dikenal anak sebelum
sekolah, misalanya anak sudah mampu membedakan suara di sekelilingnya. Gangguan
pendengaran pada anak-anak usia pra sekolah bukan berarti anak mengalami tuli.
Akan tetapi anak tidak mampu menyebutkan suara yang ada di sekelilingnya,
seperti suara alam, bisikan arah suara dan sebagainya. Kemudian tidak mampu
menirukan berbagai suara tertentu serta tidak mampu menyanyikan lagu sederhana.
Sebagian besar orang tua menganggap perrmasalahan pendengaran anak merupakan
hal sepele, sehingga yang awalnya hanya gangguan kecil menjadi gangguan yang
sulit disembuhkan. Permasalahan pendengaran yang terjadi pada anak usia dini/ taman
kanak-kanak antara lain:
1.)Tidak
mampu menirukan berbagai suara tertentu.
2.). Tidak
mampu mendengarkan persamaan-persamaan dalam kata-kata yang bersajak.
3.) Tidak
mampu menceritakan kembali kejadian.
4.) Tidak
mampu mengulangi kembali urutan cerita.
b. Masalah
Berbahasa
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Untuk anak usia dini/ taman kanak-kanak, keterampilan yang diutamakan
adalah mendengaran dan berbicara. Masalah berbahasa yang dialami anak usia
Taman Kanak-kanak berawal dari ketidak mampuan mendengar dan memahami bahasa
lisan yang diucapkan orang- orang di sekelilingnya. Ciri khas perkembangan
bahasa anak TK antara lain:
1.) Terjadi
perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak. Anak dapat menggunakan
kalimat dengan baik dan benar.
2.) Telah
menguasai 90% dari fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata seperti
kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang didengarnya menjadi satu kata yang
mengandung arti contohnya i, b, u menjadi ibu) dan sintaksis (tata bahasa,
misal saya memberi makan ikan” bukan ”ikan saya makan beri”) bahasa yang
digunakan.
3.) Dapat
berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak
sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan
tersebut.
4.) Sudah
dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata.
5.) Lingkup
kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran, bentuk, rasa, bau,
keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, permukaan
(kasar-halus).
c.Masalah
kognitif
Berarti proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf
pada waktu manusia sedang berpikir, berkembang secara bertahap sejalan dengan
perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Ciri
khas perkembangan kognitif anak TK antara lain:
1.) Anak
sudah mampu menggambarkan objek yang secara fisik tidak hadir, seperti anak
mampu menyusun balok kecil untuk membangun rumah- rumahan, menggambar, dll.
2.) Anak
tidak mampu memahami prespektif atau cara berpikir orang lain (egosentris),
seperti ketika menggambar anak menunjukkan gambar ikan dari sudut
pengamatannya.
3.) Anak
belum mampu berpikir kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian,
seperti anak tidak mampu menjawab alasan mengapa menyusun balok seperti ini
dll.
d. Masalahan
Psiko-Sosial
Hal ini perlu kita maklumi karena anak-anak usia dini/taman kanak-kanak
proses berpikirnya masih dalam periode pra-operasional dimana anak masih sangat
dominan dengan sifat egosentrisnya. Ciri khas perkembangan psikososial anak TK
antara lain:
1.) Sudah
dapat mengontrol perilakunya sendiri.
2.) Sudah
dapat merasakan kelucuan (misalnya, ikut tertawa ketika orang dewasa tertawa
atau ada hal-hal yang lucu).
3.) Rasa
takut dan cemas mulai berkembang, dan hal ini akan berlangsung sampai usia 5
tahun.
4.)
Keinginan untuk berdusta mulai muncul, akan tetapi anak takut untuk
melakukannya.
5.) Perasaan
humor berkembang lebih lanjut.
6). Sudah
dapat mempelajari mana yang benar dan yang salah.
2. Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang meliputi
interpretasi subyektif dan rangsangan fisiologis, misalnya bernafas lebih
cepat, jantung berdebar-debar dan berkeringat dingin (Ollendick, dalam Rita Eka
Izzaty:2005). Kecemasan ini timbul pada situasi sebagai reaksi emosi sementara
yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai suatu ancaman.
Keberbakatan (Giftedness) atau biasa
disebut anak berbakat merupakan sebutan bagi anak yang memiliki kemampuan luar
biasa pada hampir semua bidang, mempunyai kreativitas tinggi serta bertanggung
jawab pada tugas. Keberbakatan ini menjadi permasalahan bagi anak itu sendiri
maupun bagi pendidik.
a.
Permasalahan Anak Usia Dini Secara Umum
Berikut ini akan dijelaskan beberapa permasalahan yang biasanya muncul pada
anak usia dini/ taman kanak-kanak yaitu:
1.)
Gagap ( Stuttering)
Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar. Wajar
disini mengandung pengertian normal, jelas dan tidak tersendat- sendat. Gejala
yang sering diperlihatkan dengan gagap adalah sering mengulang atau
memperpanjang suara suku kata atau kata-kata, dan sering terjadi keraguan dan
penghentian bicara sehingga mengganggu arus irama bicara. Penyebab gagap
biasanya terjadi karena adanya pemaksaan menggunakan tangan kanan pada anak
kidal, nervous (gugup) biasanya anak-anak yang cenderung introvert dan
anak-anak yang kurang mampu mengadakan hubungan intrepersonal dan sosial serta
tidak percaya diri, Kurang seimbanganya dorongan berbicara dengan kecepatan
berpikir.
2.)
Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya adalah kekasaran dan kekerasan para orang
tua dan para pendidik sehingga mereka berdusta agar terhidar dari hukuman,
peniruan dari orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinya sehingga
mendorongnya untuk berbohong, karena ingin dipuji, karena imajinasinya
3.)
Mencuri
Penyebab anak mencuri diantaranya dalah; tidak terpenuhinya kebutuhan
secara materil, kecintaan anak untuk melakukan petualangan dalam menaklukan
karena petualangan yang heroik, peniruan, cemburu dan dendam, rasa kepemilikian
yang tinggi terhadap barang orang lain.
4.)
Autisme
Autisme merupakan gangguan terhadap perkembangan anak yang ditandai dengan
anak tidak menguasai kemampuan untuk melakukan interaksi sosial yang timbal
balik, tidak memiliki kemmapuan untuk berkomunikasi, serta munculnya perilaku,
minat, ataupun aktivitas yang stereoptik. Gejala yang muncul pada anak-anak
autisme adalah; Komunikasi; perkembnagan bahasa lambat atau sama sekali tidak
ada, kadang-kadang kata-kat yang digunakan tidak sesuai dengan artinya.
interaksi sosial; suka menyendiri, tidak ada kontak mata, tidak tertarik untuk
bermain dengan teman lainnya. Gangguan sensoris; sangat sensitif terhadap
sentuhan, suara keras, cahaya terang dsb. Pola bermain; tidak kreatif, tidak
imajinatif. Prilaku; hiperaktif, sering marah tanpa alasan yang jelas, tidak
suka pada perubahan, suka menyerang. Emosi; marah-marah, tertawa-tertawa,
menangis tanpa alasan yang jelas, tempertantrum jika dilarang. E. Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka
perlu diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan, serangga,
gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah, angin
topan, dll.
Rasa takut yang berlebihan terlihat dalam gejala-gejala seperti berikut : a.)
Gejala psikis, seperti ; gangguan makan, tidur, perut, sulit bernafas, dan
sakit kepala. b.) Gejala emosional, seperti ; rasa takut, sensitif, rendah
diri, ketidakberdayaan, bingung, putus asa, marah, sedih, bersalah. c.) Gejala
tingkah laku seperti : gangguan tidur, mengisolasi diri, prestasi kurang di
sekolah, agresi, mudah tersinggung, menghindari pergi keluar, ketergantungan
pada suatu benda, dan terus berada di kamar orang tua. Penyebab anak memiliki
rasa takut : a.) Intelegensi (anak-anak yang tingkat intelegensi tinggi
cenderung punya rasa takut yang sama dengan anak yang berusia lebih tua,
demikian pula sebaliknya). b.) Jenis kelamin (anak perempuan lebih takut
dibanding laki-laki karena lingkungan sosial lebih menerima rasa takut
perempuan). c.) Keadaan fisik (anak cenderung takut bila dalam keadaan lelah,
lapar atau kurang sehat). d.) Urutan kelahiran (anak sulung cenderung lebih
takut karena perlindungan yang berlebihan). e.) Kepribadian anak (anak yang
kurang memperoleh rasa aman cenderung lebih penakut). f.) Adanya contoh yang
dilihat anak, seperti ; tontonan TV, atau ibu yang takut. g.) Trauma yang
dialami anak-anak, seperti ; tabrakan mobil, angina topan, bencana alam, dll. h.)
Pola asuh orang tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti ; paksaan,
hukuman, ejekan, ketidak perdulian, dan pelindungan diluar batas.
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik yaitu: a.)
Mendengarkan cerita anak. b.) Lindungi
dan hibur anak. c.) Ajari kenyataan. d.)
Memberi hadiah. e.) Memberi contoh teladan (guru sebagai model). f.) Coping
model (adalah salah satu cara seseorang menghadapi rasa takut namun ia harus
melewati rasa takut itu. Salah satu cara dengan bicara pada diri sendiri). g.)
Mendongeng.
3. Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada
seseorang, akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
Penyebab anak pemalu antara lain:
1.) Keadaan
fisik
2.)
Kesulitan dalam bicara
3.) Kurang
terampil berteman
4.) Harapan
orang tua yang terlalu tinggi
5.) Pola
asuh yang mencela.
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
1.)
Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangka
2.) Belajar
bergabung melalui permainan
3.) Mengajar
cara mulai berteman
4.) Dorong
anak berpartisipasi dalam kelompok
C. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Permasalahan Anak Usia Dini/ Taman Kanak-Kanak
Penyebab yang ditimbulkan dari
faktor psikis dan sosial adalah: a. Kecerdasan. b. Ingatan. c. Perasaan. d.
Kemauan. D. Respon.
Guru tk dalam menghadapi anak tk
yang bermasalah dengan cara yaitu: 1. Peka terhadap keadaan emosi anak,
walaupun ungkapan emosinya tidak terlalu kelihatan. 2. Tidak bingung atau cemas
menghadapi ungkapan-ungkapan emosional anak. 3. Tidak menanggapi lucu atau
meremehkan perasaan negatif anak. 4. Tidak memerintahkan apa yang harus
dirasakan oleh anak. 5. Tidak merasa bahwa guru harus membereskan semua masalah
bagi anak. 6. Menggunakan saat-saat emosional sebagai saat untuk mendengarkan
anak, berempati dengan kata-kata yang menyejukkan, menolong anak.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis
Nur syifa adalah anak tunggal, dia bersekolah di TK Tunas rimba 2. Syifa
adalah anak yang pemalu, apabila dia berada disekolah dia selalu ingin
menyendiri dan tidak mau berteman dengan teman lainnya. Sifat syifa seperti itu
dikarenakan dia selalu dimanja oleh orang tuanya, dia juga selalu dikekang
apabila ingin bermain diluar rumah. Akibatnya syifa selalu bermain didalam
rumah saja. Dengan cara didik orang tua syifa itu mengakibatkan syifa menjadi
pemalu dan selalu cemas apabila dia disekolah itu sendirian.
B. Sintesis
Setelah menganalisis dari permasalahan syifa maka sementara dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Syifa itu anak yang pemalu dan selalu cemas apabila ditinggalkan oleh orang tuanya di
sekolah.
2.
Syifa juga tidak mau berteman dengan orang lain.
3.
Sifat syifa seperti itu dikarenakan dia selalu dimanja
oleh orang tuanya.
C. Diagnosis
Berdasarkan sintesis diatas maka dapat ditemukan penyebab utama dari
masalah syifa adalah karena dia selalu dimanja oleh orang tuanya maka dia
selalu diam dan melakukan sesuatu itu dengan sendiri. Dia juga beranggapan
bahwa orang lain itu selalu berfikir buruk terhadap dirinya. Selain itu orang
yang pemalu atau sering cemas ini selalu berperilaku sosial yang buruk,
sehingga dia menjadi salah tingkah dan sulit untuk berbicara.
D. Prognosis
Langkah awal yang perlu dilakukan berdasarkan diagnosis:
1.
Berbicaralah
dengan anak dari hati ke hati mengenai apa yang dicemaskan olehnya.
2.
Dengarkan
dengan penuh perhatian terhadap apa yang dikatakan oleh anak. Tunjukkan bahwa
Anda benar-benar perhatian terhadap anak serta yakinkan kepada anak bawah
masalah itu dapat diatasi.
3.
Bantu anak
untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tetapi jangan Anda atasi sendiri masalah
tersebut. Ajak anak untuk mengatasi masalah yang dia hadapi.
E.
Tritmen
Tritmen yang
perlu diberikan ke anak adalah:
1.
Jelaskan
kepada anak bahwa masalah tersebut dapat terjadi kepada siapa saja meskipun
kejadian itu jarang terjadi.
2.
Tunjukkan
kepada anak bawah Anda menjamin keselamatan mereka.
3.
Berilah
dukungan dengan sepenuh hati agar anak merasa orang tua tidak meninggalkannya
ketika berada di saat-saat yang menakutkan.
4.
Jadilah
teman bagi anak. Dengarkan keluhan mereka atau kalau perlu arahkan anak agar
mau menceritakan apa yang tengah dia rasakan. Sebab, tidak semua anak merasa
nyaman jika berbicara dari hati ke hati dengan orang tua sekalipun.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia Taman Kanak-kanak sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang-
orang disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi anakanak usia
dini/taman kanak-kanak sebaiknya ditangani seawal mungkin agar tidak menganggu
perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Proses bimbingan dan arahan saat anak
usia dini/ taman kanak-kanak mengalami masalah bisa menjadi pengalaman yang
berharga bagi anak dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Permasalahan anak
usia dini/ taman kanak-kanak yang disebabkan karena faktor internal dan
eksternal membutuhkan kerjasama semua pihak dalam menyelesaikannya.
Permasalahan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah saja,
tetapi juga harus ada kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Dengan adanya
penanganan sedini mungkin diharapkan permasalahan anak tersebut tidak akan
menghambat perkembangan pada tahapan kehidupan lebih lanjut.
B. Saran
Laporan observasi ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dewa Ketut Sukardi, Drs. Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar
Di Sekolah. Penerbit Ranika Cipta,Jakarta,1990.
Gerlald Corey. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi (Terj. E. Koswara), Bandung : Refika.
Hildayani rini, dkk. Penangan Anak Berkelainan.
Penerbit Universitas Terbuka.
Dr.Farah Agustin Psikolog anak alumnus Universitas
Indonesia (UI).

terimakasih sekali bun,sangat bermanfaat sekali inspirasinya ikut share ya bun
BalasHapusIJIN COPAS YA BU... SANGAT BERMANFAAT.. TERIMAKSIH SEBELUMNYA
BalasHapus